Tips Memotret Panning

Jumat, 25 Maret 2011

Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas, berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:
sms
  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!

Tips Pemakaian Lampu Kilat

Kamis, 17 Maret 2011


Lampu kilat yang kita bahas bersifat umum, bisa yang berjenis built-in (menyatu pada kamera) maupun lampu kilat eksternal. Lampu kilat built-in banyak dijumpai di kamera ponsel kelas atas, semua kamera saku dan sebagian besar kamera DSLR. Fungsinya jelas, sebagai sumber cahaya tambahan yang menerangi objek di depan kamera saat tombol rana ditekan. Kekuatan lampu kilat diukur dengan istilah GN (Guide Number) yang menggambarkan kemampuan menerangi objek dalam jarak tertentu, dalam satuan meter. Lampu kilat modern sudah mendukung teknologi TTL yang bisa diatur kekuatannya sesuai jarak objek ke kamera, sehingga resiko terlalu terang atau terlalu gelap bisa dihindarkan.

Banyak orang yang membiarkan mode lampu kilat pada kameranya di posisi Auto. Di posisi ini, lampu akan menyala saat suasana sekitar gelap. Artinya siang hari lampu kilat tidak akan menyala bila di posisi Auto. Ini adalah kebiasaan yang kurang tepat karena seringkali pemakaian lampu kilat justru diperlukan di siang hari. Kenapa? Karena sinar matahari yang amat terik akan membuat kontras tinggi pada daerah yang terhalang oleh bayangan sehingga daerah yang terhalang itu akan jadi gelap. Lampu kilat diperlukan untuk menerangi area yang gelap akibat bayangan tadi. Kasus yang lebih umum terjadi misalnya, saat kita memotret objek yang ada dibawah bayangan semisal pohon. Pemakaian lampu kilat di siang hari untuk menerangi objek yang gelap akibat bayangan disebut juga dengan istilah fill-in flash.


Contoh pemakaian Fill-in Flash

Kedua, lampu kilat diperlukan untuk melawan sinar dari belakang objek (backlight). Bayangkan saat objek yang akan kita foto duduk persis di balik jendela sehingga cahaya terang dari jendela akan membuat objek yang akan difoto menjadi siluet (lihat contoh di bawah). Dengan lampu kilat, maka kita bisa mencegah siluet ini dan objek yang duduk di balik jendela itu akan tampak jelas.


Perbedaan foto backlight tanpa flash dan dengan flash

Ketiga, di saat kita perlu memotret namun tidak ada sumber cahaya apapun di sekitar kita, atau cahaya lampu sekitar yang ada tidak cukup kuat untuk menerangi objek (mendapat eksposur yang tepat), kita harus memakai lampu kilat. Artinya, pemakaian lampu kilat dalam kondisi ini dianggap darurat/terpaksa. Tapi jangan berharap banyak akan kemampuan lampu kilat dalam menerangi ruangan gelap yang luas karena kemampuannya terbatas.
Ketiga situasi yang perlu lampu kilat di atas disimpulkan lagi disini :
  • saat objek dibawah bayangan matahari (fill-in flash)
  • saat objek dibalik sinar terang (backlight compensation flash)
  • saat gelap dan kita tidak punya sumber cahaya lain
Supaya adil, kami sampaikan juga saat-saat lampu kilat sebaiknya tidak digunakan. Pertama, tentu saat penggunaan lampu kilat dilarang seperti di acara konser musik, rumah ibadah dsb. Kedua adalah saat kita ingin mendapat foto dengan available light (natural light). Maksudnya, dengan memilih kecepatan shutter yang lambat, kita juga bisa mengambil foto cahaya sekitar yang ada dengan baik, seperti suasana cafe yang temaram atau lampu-lampu gedung dan jalan raya. Tapi perlu diingat dengan mamakai shutterlambat maka kita perlu tripod, dan gerakan objek apapun yang terekam kamera akan menimbulkan kesan motion blur.
Sekedar tips dari kami, inilah yang perlu diperhatikan dalam memotret memakai lampu kilat :
  • jarak tembak lampu kilat terbatas sehingga jagalah jarak optimal antara kamera dengan objek
  • lampu kilat memerlukan waktu untuk mengisi kapasitor sehingga ada waktu tunggu(jeda) antar foto sekitar 4-7 detik, hindari memakai lampu kilat bila anda sering mengambil banyak foto dalam waktu singkat
  • bila ada mode “red-eye flash” di kamera anda, sebaiknya tidak usah dipakai karena kurang efektif dan lebih menguras baterai (karena lampu akan menyala dua kali)
  • hindari menembakkan lampu kilat pada bayi karena beresiko mengganggu penglihatannya kelak
  • bila pada kamera anda ada fasilitas pengaturan power output manual, tidak ada salahnya dicoba untuk mengetahui karakter output lampu dari power terendah sampai tertinggi
  • bila lampu kilat pada kamera anda sudah berteknologi TTL, bila hasil foto dengan lampu masih belum memuaskan bisa dikompensasi dengan ‘flash compensation
  • bila anda memakai lampu kilat eksternal, upayakan untuk memaksimalkan semua fungsi lampu tersebut dengan mencoba teknik bouncing, memakai fill-in reflektor dan memakai diffuser
Di penggunaan tingkat lanjut, lampu kilat bisa dijadikan alat untuk membuat kesan profesional pada sebuah foto. Misalnya dengan mode slow syncrear sync (2nd curtain), hingga bermain strobist (off-shoe)

Camera Tossing

[Image: a+proper+camera+toss.jpg]

[Image: 381313755_284315307e.jpg]

Camera Tossing – Bermain-main dengan kamera memang menyenangkan. Membidik suatu objek, fokus, dan click. Semudah itu. Cara klasik tersebut memang telah banyak digunakan oleh banyak fotografer, baik yang profesional maupun yang “super” amatir sekalipun. Rupanya Ryan Gallagher, seorang fotografer amatir berusia 28 tahun dari Texas, sudah mulai bosan dengan teknik lama tersebut. Mulailah dia bereksperimen dengan caranya sendiri, yaitu dengan MEMOTRET SAMBIL MELEMPARKAN KAMERANYA KE UDARA!, yep! ke udara…

Apa yang didapat? sebuah fenomena teknik fotografi terbaru, yang disebut, Camera Tossing!
Apa itu Camera Tossing? Apa hasilnya? Bagaimana cara melakukannya?
Kita bahas perkembangan teknik penggunaan kamera digital yang paling asik itu disini!

Apa itu Camera Tossing ?

Camera Tossing adalah teknik fotografi kinetik, menggabungkan jumlah exposure yang disediakan oleh format kamera digital dengan prinsip Lomography, shoot-firts-ask-question-later, dengan cara melemparkan kamera ke udara dan membiarkan kamera tersebut mengambil gambar ketika berputar di udara. Serunya lagi, eksperimen-eksperimen yang dapat dilakukan tidak ada batasannya! Tergantung kreatifitas si pemotret, mau dilempar sambil bediri, jongkok, kayang, kuda-kuda pencak silat ataupun teknik lempar jumrah sekalipun terserah…asal jangan lupa nangkep lagi…

Who’s the first doin’ it professionally?

Pada suatu malam, 20 Agustus 2005, seorang Theater Production dari Texas, Ryan Gallagher, mencoba bermain dengan kreatifitas dan kamera butut murahannya, memotret lampu-lampu jalanan dan ketika doi (ceile.. bahasanya mas Boy banget dah) udah mulai bosen sama teknik yang itu-itu aja, akhirnya dia coba dengan memotret sambil melemparkan kameranya di udara. Hasilnya? sebuah teknik fotografi yang fenomenal tercipta…

Caranya gimana, Om?

Caranya, ada deh….(ngga..ngga..bisa-bisa gua dipecat), pertama lo setting aja exposure kamera digital lo ke settingan yang lebih lama (kalo ngga ngerti cara settingnya, lo baca aja manual ato ngga lo setting cameranya ke night), trus lo pencet tombol shutter-nya, dan lempar deh kamera digital jelek-butut-mahal-ribet lo itu ke udara, terakhir…TANGKEP! Segampang naek angkot yang lagi ngetem kan? Untuk permulaan motret aja dulu di ruangan tertutup dan usahakan berada di deket-deket bantal atau barang empuk laennya termasuk temen lo yang over-weight. kalo udah jago nangkep, baru deh pergi ke luar..cari objek-objek lampu-lampu yang menarik, lebih bagus kalo objek itu berupa rope-lights, atau kalo lo mau praktekin di tempat-tempat disko terdekat (termasuk Asmoro) yang memiliki berbagai macam cahaya yang keren.
Beberapa tosser (sebutan buat para pengguna teknik ini) memakai tali yang diikat pada kameranya atau tali yo-yo untuk memudahkan mereka menangkap kameranya kembali. Men-tossing sampai ketinggian 3 kaki (± 90 cm) merupakan permulaan yang baik bagi pemula, bahkan ada yang melempar sampe ketinggian 20 kaki (itung aja sendiri berapa meter). Enaknya lagi kegiatan ini bisa lo lakuin di mana aja, kapan aja,dan lo gak akan dapet hasil yang sama!

Jadi..cuman kamera digital aja yang bisa? Kamera mahal yang bokap gue beliin di Jerman ga bisa? (tanya seorang anak sma swasta jakarta utara berpakaian atas bawah baju distro, dan kalung metal berbentuk kuku Bima)

Oh, wahai anak belagu yang sangat tidak kekinian…, maksud lo kamera pretelan? tentu saja kamera yang dibelikan papi-mu itu bisa digunakan untuk Camera Tossing, asalkan lo pretelin dulu segala tetek bengek-nya…Dan setelah itu di-setting sesuai yang tadi sudah dibilang sebelumnya. Sebenarnya sekarang udah ada kamera tossing keluaran Satugo, berbentuk bola berwarna merah, yang dijual seharga $ 69, gak mahal-mahal amat bukan?

Sebenernya apa sih kelebihannya Camera Tossing?

Kelebihannya banyak. Lo bisa melatih kreatifitas lo, tidak terbatas! Bahkan karya-karya para tosser-tosser level tinggi udah di pamerin di Berlin dan Hamburg. Maka dari itu, dari sekarang setting kamera digital murah-butut-mahal-ribet mu, dan lempar tinggi-tinggi ke udara!

Melukis Dengan Cahaya

Kamis, 10 Maret 2011

Kemajuan kamera, membawa kita menembus batas kreativitas. salah satunya adalah, lahirnya teknik melukis dengan cahaya, seperti halnya menggambar di atas kertas. namun perbedaanya adalah pada media yang digunakan. melukis dengan cahaya adalah sebuah teknik yang menggunakan kamera sebagai alat untuk mereproduksi atau merekam cahaya, yang nantinya adalah memadukan titik-titik cahaya menjadi sebuah gambar yang artistik. 


Alat yang butuhkan adalah:

1. Kamera SLR/DSLR




2. Tripod (Penyangga Kaki Tiga)


3. Lighting Source (Senter, Led, dsb)




Contoh :








Bokeh Effect



Merupakan adaptasi dari kata Jepang yang berarti kabur (blur). 
Di dalam Fotografi, Bokeh adalah bagian foto yang blur, di luar daerah yang fokus. tetapi blur yang memiliki kualitas ke indahan. (inspirasi bokeh lain)

    


Dalam dunia fotografi, istilah bokeh mengacu pada bentuk area tidak fokus pada gambar yang diproduksi oleh lensa dengan menggunakan ruang tajam yang sempit. Setiap lensa akan memproduksi kualitas dan estetika bentuk bokeh yang berbeda. Teknik membuat blur latar belakang adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menonjolkan subjek, utamanya saat berada di latar belakang yang ramai.
Mari Kita mencoba membuatnya,

 
Adapun peralatan yang dibutuhkan adalah:
  1. Lensa prime 50mm/1.8 (Satu lensa aperture besar  F1.8 Canon 50mm, atau Nikon 50mm 1,8 atauNikon50mm 1.4 akan bekerja lebih baik)
  2. Kertas Karton hitam/ Linen hitam (tergantung pemakai)

Instruksi:

  • Potonglah kertas karton sehingga menyerupai lens hood (sesuai dengan diameter lensa yang dipakai). Potong kertas sesuai dengan bentuk bagian depan lensa
  • Buatlah bentuk sesuka anda di tengah filter (saran saya pakailah hole puncher dengan blade yang bervariasi). Setelah di ukur dan di potong, buatlah bentuk yang menarik untuk melubangi tepat bagian kertas linen hitam tersebut, seperti bintang, bentuk hati, dan lain-lain sesuai explorasi anda.
  • Set exposure pada bukaan terbesar (f/1.8)

Selanjutnya: 
  • Melalui jendela bidik. Pada 50mm lens@F1.8 hati 15mm memberikan nilai metering sebesar F3.2,sehingga mungkin bisa menjadi sedikit lebih besar pada kebutuhannya nanti.
  • Tetapkan nilai aperture kamera ke titik terendah (benar-benar terbuka).

Berikut adalah parameter untuk contoh:
     * Lensa - Canon 50mm F1.8
     * "Lens hood" Diameter: 70mm (2,75 inci)
     * Hole Diameter: 15mm (0.6inch)



Image 



heart bokeh regular bokeh


heart shape Bokeh 01



Contoh Bokeh:


create_your_own_bokeh_01.jpg

joy_sale - potret malam
create_your_own_bokeh_05.jpg
JoshuaRaymund - bokeh bentuk bintang 




.
Beberapa cara lain membuat bokeh adalah:

1. Gunakan lensa telefoto
Dari jarak yang sama, lensa wide akan menghasilkan Depth Of Field alias ruang tajam yang luas dan tentunya juga bokeh yang sedikit. Kebalikannya, dengan menggunakan lensa tele (lensa dengan panjang fokal di atas 70mm termasuk tele) akan menghasilkan DOF yang sempit, dan bidang bokeh yang lebih banyak.

2. Mendekat ke objek
Semakin dekat kita ke objek (jangan lupa perhatikan jarak minimum fokus lensa yang digunakan karena bila melebihi jarak fokus minimum maka objek utama tak akan fokus), maka semakin sempit pula ruang tajam

3. Atur diafragma
Diafragma alias f number alias aperture, adalah salah satu komponen terbesar yang mempengaruhi penampilan Bokeh dan kedalaman ruang tajam suatu gambar. Angka diaframa kecil (menunjukkan bukaan yang besar) akan membuat objek utama fokus sementara yang lainnya blur. Kebalikannya, angka diafragma besar (menunjukkan bukaan yang kecil) akan membuat ruang tajam lebih luas.

4. Ukuran sensor gambar
Makin kecil sensor gambar kamera Anda, maka akan semakin besar ruang tajamnya. Perbandingan ini tentu saja dengan jarak kamera ke objek yang sama, panjang fokal yang sama dan angka diafragma yang sama




Teori Dasar Fotografi Kombinasi antara Diagfragma, Speed dan ISO

 


Untuk mendapat hasil foto yang baik dibutuhkan kombinasi yang benar dari Diagfragma, Speed dan ISO. Dengan hitungan yang tepat maka jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dapat dihitung dan akan merekam gambar secara baik.
Dalam suatu situasi, kita diharuskan untuk berpikir, dengan benar mengenai penggunaan ke 3 komponen tersebut. Berapa Diagfragma yang dipakai, Speed berapa dan ISO berapa.
Untuk memudahkan pola pikir, kita logikakan kombinasi tiga komponen tersebut untuk mendapatkan hasil foto yang baik.
Coba perhatikan gambar berikut
Kombinasi antara Diagfragma dan Speed

kesimpulan :
Untuk mendapatkan gambar yang baik, jika bukaan besar ( F angka kecil ) maka speed yang dibutuhkan adalah speed cepat.
Untuk mendapatkan gambar yang baik, jika bukaan kecil ( F angka besar ) maka speed yang dibutuhkan akan lebih lambat.
Lalu bagaimana dengan ISO? kita lihat pada gambar berikut:
kesimpulan :
Untuk mendapatkan gambar yang baik dengan ISO Tinggi maka speed yang digunakan akan lebih cepat daripada jika menggunakan ISO Rendah.
catatan : Jika menggunakan ISO tinggi jangan lupakan efek samping yang akan timbul, yaitu noise, semakin tinggi ISO, maka noise akan semakin terlihat.
(tulisan ini merupakan seri terakhir dari seri Teori Dasar Fotografi yang aku susun, semoga bisa mencerahkan kompasianer yang ingin mendalami fotografi secara serius.. )

Kamera Lensa Fisheye




Kamera lensa fisheye. Cakupan pandangan 170 derajat. Hasil foto berbentuk bulat seperti mata ikan.

Kamera FISHEYE ada 2 jenis, yang tipe pertama atau sering disebut fisheye1, dana tipe kedua atau sering disebut fisheye2. Beda dari 2 tipe ini adalah, yang tipe kedua viewfindernya sudah cembung, jadi kita dapat tahu bagaimana hasil gambarnya. Dan juga sudah dibekali dengan mode Bulb dan Multiple Exposure.